PERAN PT. MARS SYMBIOSCIENCE INDONESIA DALAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS KAKAO
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan agribisnis kakao melalui peran PT. Mars Symbioscience Indonesia. Penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu orang yang terlibat langsung dalam pelaksanaan pengembangan agribisnis kakao melalui peran PT. Mars Symbioscience Indonesia di Kabupaten Luwu Timur. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan peran PT. Mars Symbioscience Indonesia dalam pengembangan agribisnis kakao yaitu sektor hulu yaitu, sebagai penyedia bibit, penyediaan alat dan kebun percobaan. Sektor usahatani yaitu, pelatihan dan pembinaan pemeliharaan kakao dan pengolahan pasca panen serta pada sektor hilir, yaitu pemasaran kakao.
References
Anantanyu, S. (2011). Kelembagaan Petani: Peran Dan Strategi Pengembangan Kapasitasnya. Jurnal Sosial Ekonomi Pertanian Dan Agribisnis (SEPA). 7 (2), 102–109.
Aryad, M., Nuddin, A., & Yusuf, S. (2013). Strengthening Institutional Towards Smallholders Welfare : Evidence From Existing Condition Of Cocoa Smallholders In Sulawesi , Indonesia. Ryukoku Journal of Economic Studies. 52 (1), 71–86. Retrieved from http://repo.lib.ryukoku.ac.jp/jspui/handle/10519/5002.
Goenadi, D.H., Baon, J.B., Herman, A., & Purwoto, A. (2005). Prospek dan arah pengembangan agribisnis kakao di Indonesia.
Hidayanto, M., Supiandi, S., Yahya, S., & Amien, L.I. (2009). Analisis keberlanjutan perkebunan kakao rakyat di kawasan perbatasan Pulau Sebatik, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur. Jurnal Agro Ekonomi. 27 (2), 213-229.
Khairul, U., Trizelia, T., & Reflin, R. (2018). Pemberdayaan Kelompok Tani Melalui Pelatihan Pengendalian Hama Dan Penyakit Tanaman Kakao Di Kanagarian Campago Kabupaten Padang Pariaman. Buletin Ilmiah Nagari Membangun. 1 (4), 88–95. DOI: https://doi.org/10.25077/bnm.1.4.88-95.0.
Listyati, D., Wahyudi, A. & Hasibuan, A.M. (2014). Penguatan Kelembagaan Untuk Peningkatan Posisi Tawar Petani Dalam Sistem Pemasaran Kakao. Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar. 1 (1), 15-28. DOI: http://dx.doi.org/10.21082/jtidp.v1n1.2014.p15-28.
Lubis, A.D., & Nuryati, S. (2011). Analisis dampak ACFTA dan kebijakan perdagangan kakao di pasar domestik dan China. Analisis Kebijakan Pertanian. 9 (2), 143-156. DOI: http://dx.doi.org/10.21082/akp.v9n2.2011.143-156.
Mursalat, A., & Fitriani, R. (2019). Respon Petani Kakao Terhadap Pendayagunaan Limbah Kulit Kakao Sebagai Bahan Baku Kompos. Jurnal Pembangunan Agribisnis. 2 (1), 1–11.
Putri, I.C.K. (2013). Analisis Pendapatan Petani Kakao Di Kabupaten Parigi – Moutong. Jurnal EMBA : Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis dan Akuntansi. 1 (4), 2195-2205. DOI: https://doi.org/10.35794/emba.v1i4.3430.
Ragimun. (2012). Analisis daya saing komoditas kakao Indonesia. Jurnal Pembangunan Manusia. 6 (2), 169-188.
Raharto, S. (2016). Institutional Development Model Cocoa Farmers in East Java Province District Blitar. Agriculture and Agricultural Science Procedia. 9, 95–102. DOI: https://doi.org/10.1016/j.aaspro.2016.02.131.
Rubiyo & Siswanto. (2011). Peningkatan Produksi Dan Pengembangan Kakao (Theobroma Cacao L.) di Indonesia. Buletin Riset Tanaman Rempah dan Aneka Tanaman Industri. 3 (1), 33-48.
Saragih, B. (2010). Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Editor: R. Pambudy dan F.B.M. Dabukke. IPB Press : Bogor.
Wulandary, A., & Khaerunnisa. (2019). Analisis Pengaruh Program peningkatan Produksi Padi Terhadap Pendapatan Petani. J-PEN Borneo: Jurnal Ilmu Pertanian. 2 (2), 1-13.
Wahyudi, T., Pangabean, T.R., dan Pujiyanto. (2008). Panduan Lengkap Kakao, Manajemen Agribisnis dari Hulu Hingga Hilir. Penebar Swadaya : Jakarta.
Copyright (c) 2021 aksal mursalat
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.