REPRODUCTIVE EFFICIENCY OF DAIRY COWS WITH REPEAT BREEDING
Efisiensi Reproduksi Induk Sapi Perah Yang Mengalami Kawin Berulang
Abstract
Salah satu gangguan reproduksi yang banyak terjadi di Peternakan sapi perah, yaitu kawin berulang (Repeat Breeding). Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat efisiensi reproduksi induk sapi perah yang mengalami kawin berulang. Penelitian ini dilakukan secara survei dengan pengumpulan data primer dan sekunder. Pengambilan data primer dilakukan dengan cara pengamatan, melihat recording dan wawancara langsung dengan peternak menggunakan daftar pertanyaan yang tersedia, sedangkan data sekunder diperoleh dari petugas inseminator di Dusun Panette Kecamatan Cendana Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada ternak normal rata-rata calving interval adalah 13 bulan sedangkan pada ternak yang mengalami kawin berulang rata-rata calving interval adalah 24 bulan. Sapi perah dengan calving interval yang panjang menunjukkan bahwa sapi perah tersebut mempunyai efisiensi reproduksi yang rendah. Sebaliknya, sapi perah betina dengan calving interval yang pendek menunjukkan bahwa sapi perah tersebut memiliki efisiensi reproduksi yang tinggi. Kesimpulan penelitian ini adalah efisiensi reproduksi ternak yang mengalami kawin berulang jika dilihat dari calving interval yaitu lebih panjang dibandingkan dengan ternak dengan kondisi normal. Sapi perah dengan calving interval yang panjang menunjukkan bahwa sapi perah tersebut mempunyai efisiensi reproduksi yang rendah.
References
Amiridis GS., Tsiligianni TH., Dovolou E., Rekkas C., Vouzaras D., & Menegatos I. (2009). Combined administration of gonadotropin-releasing hormone, progesterone, and meloxicam is an effective treatment for the repeat-breeder cow. Theriogenology 72: 542–548.
Ball P.J.H. & Peters, A.R. (2004). Reproduction In Cattle. Third Edition. Blackwell Publishing.Victoria. Australia. De Vries, A. 2006. Determinants of the cost of days open in dairy cattle. Department of Animal Sciences. University of Florida. Gainesville 32611. USA.
Hafez B. & Hafez E.S.E. (1993). Reproductive Cycles: Reproduction in Farm Animals. 7th ed by B. Hafez and E.S.E. Hafez Blackwell Publishing. Oxford.
Hardjopranjoto H.S. (1995). Ilmu Kemajiran Pada Ternak. Airlangga University Press. Surabaya.
Nuryadi & Wahyuningsih S. (2011). Penampilan produksi Sapi Peranakan Ongole dan Peranakan Limousin di Kabupaten Malang. Jurnal Ternak Tropika 12(1): 76–81.
Prihatno S.A., Kusumawati A., Karja N.W.K., & Sumiarto B. (2013). Prevalensi dan Faktor Resiko Kawin Berulang pada Sapi Perah pada Tingkat Peternak. Jurnal Veteriner vol. 14 no. 4: 452-461 Desember 2013.
Rustamadji B., Ahmadi, Kustono, & Sutarno T. (2007). Kinerja usaha peternakan sapi perah rakyat sebagai tulang punggung pembangunan persusuan nasional. Paper. Disampaikan pada Lokakarya Persusuan Nasional. Yogyakarta. Dies 38 Fapet UGM.
Siregar B. (2001). Peningkatan kemampuan berproduksi susu sapi perah laktasi melalui perbaikan pakan dan frekuensi pemberiannya. Ilmu Terapan Indonesia. 6(2):76—82.
Sudono A., Rosdiana R.F., & Setiawan B.S. (2003). Beternak Sapi Perah Secara Intensif. Agromedia Pustaka. Jakarta.
Webster J. (1993). Understanding the Dairy Cow. 2nd Ed. Blackwell Scientific Publications. Oxford.