https://jurnal.umsrappang.ac.id/jstip/issue/feedJurnal Sains dan Teknologi Industri Peternakan2024-10-04T07:58:40+00:00Nurul Purnomopurnomo.nupo@gmail.comOpen Journal Systems<p>Jurnal Sains dan Teknologi Peternakan merupakan jurnal ilmiah yang bertujuan sebagai sarana dalam menyebarluaskan hasil karya tulis ilmiah bidang Peternakan. Jurnal ini diterbitkan oleh Program Studi Peternakan, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Muhammadiyah Sidenreng Rappang. Penerbitan jurnal dilakukan dua kali dalam setahun, yaitu pada bulan Februari dan Agustus. Karya Ilmiyah yang dimuat pada jurnal ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dalam menunjang perkembangan penelitian mengenai peternakan dan menjadi masukan bagi para pelaku usaha Peternakan.</p>https://jurnal.umsrappang.ac.id/jstip/article/view/1384PENGARUH PERBEDAAN METODE PENGEMASAN (PACKAGING) NUGGET AYAM DAUN KELOR TERHADAP KUALITAS KIMIA DAN MIKROBIOLOGI2024-08-25T04:32:25+00:00Ludfia Windyasmarawindyasmaraludfia@gmail.comSri Sukaryanisrisukaryani@gmail.comAhimsa Kandi Saririahimsa.ks@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kimia dan mikrobiologi nugget ayam yang disubstitusi tepung daun kelor pada metode pengemasan yang berbeda. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan 4 kali ulangan, 2 kali analisis (duplo). Perlakuan pada penelitian ini adalah nugget yang disimpan dengan kemasan <em>Streoform dan Plastik Wrapping, </em><em>Polypropylena</em> (PP) non vakum, dan <em>Polypropylena</em> (PP) vakum. Variabel yang diamati dalam penelitian antara lain kadar air, keempukan, dan <em>Total Plate</em> <em>Count </em>(TPC). Data pada hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan <em>Analysis of Variance</em> (ANOVA) dan dilakukan uji lanjut Duncan’s Multiple Range Test (DMRT) dengan taraf nyata 5% dan 1%. Hasil penelitian menunjukkan metode pengemasan yang berbeda pada nugget ayam daun kelor berbeda nyata (P<0,05) terhadap kadar air dan <em>Total Plate</em> <em>Count </em>(TPC). Perbedaan sangat nyata (P<0,01) terjadi pada keempukan pada nugget ayam dengan metode pengemasan yang berbeda. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa metode pengemasan yang berbeda pada nugget ayam daun kelor dengan <em>Streoform dan Plastik Wrapping, Polypropylena</em> (PP) non vakum, dan <em>Polypropylena</em> (PP) vakum mempengaruhi kadar air, keempukan, serta <em>Total Plate</em> <em>Count </em>(TPC).</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: Kualitas kimia, Kualitas mikrobiologi, Nugget ayam, Tepung daun kelor</p>2024-08-24T03:53:56+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.umsrappang.ac.id/jstip/article/view/1403Kualitas Semen Beku Sapi Bali Post Thawing Dengan Jarak Dan Waktu Yang Berbeda Di Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo2024-08-25T04:32:26+00:00Dia Laila Gafurdialailagafur47@gmail.comMohamad Ervandiervandi_husain@yahoo.co.idTerri Repiterrirepi@gmail.comIshak Korompotiskorompot@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas semen beku sapi bali <em>post thawing </em>dengan jarak dan waktu yang berbeda di Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo. Peubah yang diamati motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa. Penelitian ini menggunakan semen beku sapi bali di Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo yang distribusinya berasal dari BBIB Singosari. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan ANOVA dua arah dengan bantuan <em>software</em> SPSS 21. Hasil rerata persentase motilitas spermatozoa tertinggi terdapat pada jarak 10 cm selama 15 detik, rerata persentase viabilitas spermatozoa tertinggi terdapat pada jarak 15 cm selama 20 detik, rerata persentase abnormalitas spermatozoa tertinggi terdapat pada jarak 20 cm selama 20 detik <em>post thawing. </em>Jarak dan waktu pemindahan sraw dari permukaan nitrogen cair tidak mempengaruhi kualitas semen beku baik motilitas, viabilitas dan abnormalitas spermatozoa) sapi bali <em>post thawing </em>namun layak digunakan untuk IB dilapangan.</p>2024-08-24T04:00:26+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.umsrappang.ac.id/jstip/article/view/1500Perfomance Ayam Broiler Dengan Manajemen Perkandangan Sistem closed house dan open house2024-08-25T04:32:26+00:00ilpan smIlpansm@gmail.com<p>The aim of this research is to determine the efficiency of using the closed house cage and open house cage management systems owned by PT partners. Poultry Technology Integration. This study used an observational approach by comparing feed consumption, body weight gain, feed conversion ratio, final body weight, and mortality of broiler chickens reared in two different cages that were harvested in 1 rearing period. Data on feed consumption, body weight gain, feed conversion ratio and mortality were analyzed statistically using the t test, while data on final body weight were analyzed descriptively. Based on research findings, the average feed consumption in the closed house cage system is 3562.20 g/head and the feed consumption in the open house cage system is 3233.72 g/head. In the close house cage system, the average feed conversion ratio is 1.672 while in the open house cage system it is 1.517. Close house and open house cage systems had no significant difference (P > 0.05) on feed consumption. body weight gain, feed conversion ratio and mortality. The close house cage system produced a final body weight of 2,437 g/head while in the open house cage it was 1,991 g/head and the total mortality percentage of the close house cage system was 7.08% of the initial population of 5000 birds, while the open house cage system reached 10.32% of the 5000 initial population.</p>2024-08-24T04:05:38+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.umsrappang.ac.id/jstip/article/view/1553Performa Suplementasi Pakan Komersial Ayam Broiler Dengan Tepung Daun Katuk (Sauropus androgynous)2024-10-04T07:58:40+00:00Sayekti Puji Rahayursayektipuji@gmail.comSri Sukaryanisrisukaryani@gmail.comLudfia Windyasmarawindyasmaraludfia@gmail.com<p>Ayam <em>broiler</em> merupakan jenis ternak ayam yang pemeliharaannya mudah karena pertumbuhannya cepat,dapat dipanen pada umur 4-5 minggu serta biaya pemeliharaannya murah. Katuk merupakan salah satu jenis sayuran yang dapat digunakan sebagai <em>feed additive</em> alami untuk ayam broiler. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan tepung daun katuk terhadap performa ayam broiler yang meliputi konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, dan konversi pakan. Penelitan ini menggunkan ayam broiler umur 4 hari yang berjumlah 96 ekor. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang dimaksud adalah P-0 : 100% konsentrat + 0% tepung daun katuk, P-1 : 100% konsentrat + 1% tepung daun katuk, P-2 : 100% konsentrat + 3% tepung daun katuk, dan P-3 : 100% konsentrat + 5% tepung daun katuk. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan SPSS for windows. Data selama penelitian untuk konsumsi pakan yaitu : P0 = 99,58 ; P1 = 102,95 ; P2 = 106,75 ; P3 = 105,29 g/ekor/hari (P<0,05), PBB yaitu : P0 = 60,98 ; P1 = 66,73 ; P2 = 62,19 ; P3 = 68,27 g/ekor/hari (P<0,05), dan konversi pakan yaitu : P0 = 1,68 ; P1 = 1,61 ; P2 = 1,72 ; P3 = 1,63 (P>0,05). Dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung daun katuk dalam pakan dapat mempengaruhi performa ayam broiler.</p>2024-08-24T04:06:42+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.umsrappang.ac.id/jstip/article/view/1543PENGARUH IMBANGAN PROTEIN DAN ENERGI TERHADAP KUALITAS INTERIOR TELUR AYAM ARAB2024-08-25T04:32:26+00:00Rika Hari Lestaririka.unimbone@gmail.com<p>Arabic chicken has the advantage of easily adapting to Indonesia's tropical climate and resistance to disease, so that Arabic chicken has the potential to be cultivated in Indonesia. However, these advantages are still not enough to obtain quality eggs. This study aims to examine the effect of different protein and energy rations on improving the interior quality of Arabic chicken eggs, especially the yolk index, albumen index, Haugh Unit (HU) and Egg Yolk Color. This research was conducted for 6 weeks (36 days) and used 80 Arabic chickens aged 5 months. The ration composition consisted of yellow corn, bran, and RK 24 concentrate. The design used was a Completely <em>Randomized Design (CRD) consisting of 4 treatments and 10 replicates, namely R1 (15% protein and EM 2500 Kcal), R2 (16% protein and EM 2600 kcal), R3 (Protein 17 % and EM 2700 kcal) and R4 (Protein 18 % and EM 2800 kcal). The results showed that the treatment had no significant effect (P>0.05) on the yolk index, albumen index and Haugh Unit (HU). However, it had a significant effect (P<0.05) on the color of the Arabic chicken egg yolk. As the energy and protein balance of the ration increases, the resulting egg yolk color also increases. The conclusion in this study was that the energy balance of 2800 kcal and 18% protein produced the highest egg yolk color.</em></p>2024-08-24T04:07:36+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.umsrappang.ac.id/jstip/article/view/1466PROFIL DAN ESTIMASI RIPITABILITAS PERTAMBAHAN BOBOT BADAN DOMBA TEXEL SEBAGAI DASAR CULLING2024-08-25T04:32:26+00:00Mudawamah Mudawamahmudawamah@unisma.ac.id<p>Domba Texel merupakan ternak yang penting dalam industri daging dan wol, telah mendapat pengakuan luas dan menjadi pilihan peternak di berbagai negara termasuk Indonesia. Domba Texel ditandai oleh karakteristik fisik yang memudahkan dalam pengukuran dan analisis pertumbuhan serta produksinya. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan profil pertambahan bobot badan domba Texel dan mengestimasi nilai ripitabilitasnya berdasarkan pertambahan bobot badan, serta menentukan jumlah pencatatan yang diperlukan sebelum melakukan pemilihan induk untuk dieliminasi (culling) berdasarkan pertambahan bobot badan domba Texel.</p> <p>Studi ini menggunakan 9 ekor induk domba Texel berusia 1-2 tahun sebagai sampel. Metode deskriptif kuantitatif digunakan untuk memahami profil dan ripitabilitas pertambahan bobot badan mingguan induk domba Texel. Deskripsi profil mencakup rerata, variasi fenotipe, rentang, simpangan quartil, dan simpangan rata-rata. Estimasi ripitabilitas dievaluasi melalui korelasi sederhana dan analisis varians. Variabel yang diamati adalah pertambahan bobot badan selama 4 minggu. Hasil penelitian menunjukkan nilai ripitabilitas pertambahan bobot badan domba sebesar 0,230. Profil pertambahan bobot badan induk domba Texel menunjukkan rerata 611,11 gr; variasi fenotipe 35.641,03 gr; rentang 900 gr; simpangan quartil 100,00 gr; dan simpangan rata-rata 147,33 gr. Diperlukan pengamatan paling sedikit dua recording pertambahan bobot badan sebelum pemilihan induk untuk dieliminasi.</p>2024-08-24T04:36:17+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.umsrappang.ac.id/jstip/article/view/1573KANDUNGAN TOTAL BAKTERI, Escherichia coli, DAN Salmonella sp. PADA BIOKONVERSI MANURE LAYER UNTUK BAHAN BAKU KONSENTRAT KAMBING2024-08-25T04:32:26+00:00Farah Fadillahfadillahfarah02@gmail.comSujatmiko Sujatmikodrh.sujatmiko@gmail.comRamai yulisramaiyulis@gmail.com<p><em>Manure layer</em> memiliki kandungan protein kasar tinggi yang bermanfaat bagi mikroba rumen, tetapi penggunaannya dibatasi oleh risiko kontaminasi patogen seperti <em>Escherichia coli</em> dan <em>Salmonella sp</em>. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui total bakteri, keberadaan bakteri <em>Salmonella</em> sp. dan <em>Escherichia coli</em>, serta keberadaan telur cacing pada biokonversi <em>manure layer</em> sebagai bahan baku konsentrat pakan kambing. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan: A) <em>manure layer</em> + <em>T. viride</em> (3 ml) + <em>S. cerevisiae</em> (3 ml); B<em>) manure layer </em>+ <em>A. niger</em> (3 ml) + <em>S. cerevisiae</em> (3 ml); C) <em>manure layer</em> + <em>T. viride</em> (2 ml) + <em>A. niger</em> (2 ml) + <em>S. cerevisiae</em> (2 ml); dan D) <em>manure layer</em> + <em>A. niger</em> (2 ml) + <em>T. viride</em> (2 ml) + <em>S. cerevisiae</em> (2 ml). Parameter yang diamati meliputi kandungan bahan organik, <em>Total Plate Count</em> (TPC), uji kualitatif <em>Salmonella</em> sp, uji kualitatif <em>Escherichia coli</em>, dan keberadaan serta total telur cacing. Inokulasi kapang <em>Aspergillus niger</em> dan <em>Saccharomyces cerevisiae</em>, menghasilkan biokonversi <em>manure layer</em> dengan <em>total plate count</em> tertinggi dibandingkan dengan perlakuan lainnya. Pada perlakuan ini, tidak ditemukan bakteri <em>Salmonella</em> sp., namun masih ditemukan bakteri <em>E. coli</em> dalam jumlah yang relatif kecil. Telur cacing tidak ditemukan pada biokonversi <em>manure layer</em> pada semua perlakuan.</p>2024-08-24T04:47:11+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.umsrappang.ac.id/jstip/article/view/1270POTENSI KUNYIT (CURCUMA DOMESTICA VAL.) DAN INDIGOFERA ZOLLINGERIANA SEBAGAI SUMBER ANTIOKSIDAN UNTUK PAKAN UNGGAS2024-08-25T04:32:26+00:00Meygi Caesarika Putri Ilahudemeygi.ilahude@gmail.comSri Purwantisripurwanti@unhas.ac.idJasmal A. SyamsuJasmalsyamsu@gmail.com<p>Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dengan mengikat radikal bebas dan molekul yang sangat reaktif. Beberapa jenis bahan pakan yang dapat digunakan sebagai antioksidan yaitu daun Indigofera dan kunyit. Tepung pucuk <em>Indigofera zollingeriana</em> memiliki kandungan bahan aktif berupa β-karoten yang bermanfaat sebagai antioksidan serta pada kunyit kandungan kurkumin dan minyak atsiri yang bermanfaat sebagai antioksidan, keduanya memiliki bahan aktif yang bermanfaat sebagai antioksidan namun belum diketahui kemampuan aktivitas antioksidan kedua tanaman jika dikombinasikan. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui seberapa besar aktivitas antioksidan yang terkandung dalam tepung <em>Indigofera zollingeriana,</em> kunyit dan kombinasi keduanya untuk dimanfaatkan sebagai alternatif <em>feed additive</em> pada unggas. Metode yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 6 perlakuan dan 3 ulangan perlakuan yang terdiri dari : P0 : Vitamin C, P1 : Tepung Indigofera 100%, P2 : Kunyit 100%, P3 : Tepung Indigofera 25% + Kunyit 75%, P4 : Tepung Indigofera 50% + Kunyit 50%, P5 : Tepung Indigofera 75% + Kunyit 25%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap aktivitas antioksidan dengan nilai aktivitas antioksidan P0 : 97,12%, P1 : 26,34%, P2: 79,27%, P3 : 78,60%, P4 : 75,5%, P5 : 58,10%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan 100% tepung kunyit memiliki aktivitas antioksidan yang tertinggi, sedangkan penggunaan tepung Indigofera zollingeriana (100%) tidak direkomendasikan karena memiliki aktivitas antioksidan yang rendah. Kombinasi tepung Indigofera zollingeriana 25% + kunyit 75% dapat digunakan sebagai alternatif feed additive pada unggas dan memiliki nilai aktivitas antioksidan yang tinggi dibandingkan dengan kombinasi lainnya.</p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Kata Kunci</strong> : Antioksidan, <em>Feed additive</em>, <em>Indigofera zollingeriana</em>, Kunyit</p>2024-08-24T04:49:15+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.umsrappang.ac.id/jstip/article/view/1523BIOETIKA PENGELOLAAN SERTA PEMANFAATAN AYAM DAN TELUR SPF (SPECIFIC PATHOGEN FREE)2024-08-25T04:32:26+00:00Elisa Rauli Afrilia Situmorangelisarauly@gmail.comNurhaliza Sukmanurhalizasukma24@gmail.comFahri Sinagafahrisinaga88@gmail.comAhmad Shafwan Pulunganpulungan@unimed.ac.idNurbaity Situmorangnurbaitysitumorang@unimed.ac.id<p>Bioetika adalah hal yang krusial dalam penelitian dan penggunaan hewan di laboratorium agar sesuai dengan standar kesejahteraan dan etika. Ayam dan telur SPF (<em>Specific Pathogen Free</em>) sangat penting dalam penelitian biomedis karena bebas dari patogen spesifik yang bisa mempengaruhi hasil penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan prinsip bioetika dalam pengelolaan dan pemanfaatan ayam SPF serta telur SPF di Laboratorium sebagai media vaksin bebas patogen. Metodologi yang diterapkan dalam penelitian ini adalah <em>studi literatur review </em>dengan menggunakan teknik analisis data yaitu analisis isi (<em>contenct </em><em>analysis</em>). Hasil penelitian yaitu terdapat prinsip etika ketika hendak melakukan penelitian menggunakan hewan haruslah mengikuti prinsip 3R (<em>replacement, reduction, refinement</em>) dan prinsip 5F (<em>Five freedom</em>). Penggunaan ayam SPF (<em>Specific Pathogen Free</em>) dalam industri peternakan dan produksi vaksin memerlukan perhatian khusus terhadap kesejahteraan hewan.</p>2024-08-24T04:50:45+00:00##submission.copyrightStatement##https://jurnal.umsrappang.ac.id/jstip/article/view/1524BIOETIKA PERAWATAN DAN PEMANFAATAN HEWAN PADA PENGUJIAN MIT ( MOUSE INNOCULATION TEST) DETEKSI VIRUS RABIES2024-08-25T04:32:26+00:00Zulkifli Sinagazulkiflisinaga63@gmail.comNovi Ramayana Sihotangnoviramayana02@gmail.comNurul Fadhilahnfadhilahpsb@gmail.comUmmu Haniyyahummu.haniyyah@unimed.ac.id<p>Bioetika menyediakan kerangka kerja untuk mengevaluasi masalah etika dalam penelitian hewan, termasuk dalam uji MIT. Prinsip-prinsip bioetika yang relevan menyatakan bahwa hewan harus diperlakukan dengan adil dan kesejahteraan mereka harus dipertimbangkan. Penelitian ini menggunakan studi literatur yang mendalam dan cermat guna memperoleh hasil yang objektif mengenai bioetika dalam perawatan hewan uji dalam pengujian MIT (<em>Mouse Innoculation Test</em>). Metode analisis data yang digunakan yaitu analisis isi (<em>Content analysis</em>). Fakta bahwa Mencit (<em>Mus musculus</em>) memiliki karakteristik fisiologi dan biokomia yang sangat mirip dengan manusia membuatnya dipilih sebagai hewan uji. Etika Hewan (<em>Animal ethics</em>) merupakan panduan tata leksana yang dilakukan dalam memperlakukan hewan yang bertujuan agar terdapat batasan perlakuan dan penanganan hewan uji yang digunakan. Penggunaan prinsip-prinsip bioetika dalam penelitian hewan, seperti uji inokulasi MIT untuk konfirmasi rabies, menjamin perlakuan etis dan kesejahteraan hewan uji, dengan menekankan pentingnya menghormati hak dan kesejahteraan mereka selama proses pengujian.</p>2024-08-24T04:52:12+00:00##submission.copyrightStatement##