INTEGRASI TANAMAN DAN IKAN PADA SISTEM AQUAPONIK

  • Ria Megasari
  • Nur Fitriyani Bulotio Universitas Pohuwato
Keywords: Aquaponik, Ikan Nila, Sawi, Selada

Abstract

Aquaponik adalah salah satu solusi bagi masyarakat didaerah perkotaan  yang lahannya sempit. Saat ini system aquaponik banyak diterapkan oleh petani karena mempunyai banyak keuntungan dan kelebihan. Aquaponik merupakan kombinasi antara budidaya ikan dan budidaya hidroponik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jenis tanaman dan kepadatan ikan yang tepat  dibudidayakan secara aquaponik. Penelitian ini berlangsung dari Januari hingga April 2018. Penelitian ini dilakukan dalam bentuk percobaan Rancangan Faktoial Dua Faktor dalam Rancangan Acak Kelompok dengan 3 ulangan. Adapun faktor pertama yaitu jenis tanaman terdiri 2 taraf;  (A1) = Sawi dan (A2) = Selada. Faktor kedua adalah padat tebar ikan mas terdiri dari 3 taraf; (B0) = tanpa ikan (control); (B2) = 3 ekor; (B3) = 6 ekor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan jenis tanaman sawi dengan kepadatan 6 ekor ikan (A1B2) memberikan luas daun terbesar yaitu 43,09 cm2 dan volume akar terbesar yaitu (330,00 mL). Pertambahan bobot harian terberat adalah perlakuan sawi dengan 6 ekor ikan (2,74 g). Hasil pengamatan DO (oksigen terlarut) dan Amoniak (NH3) pada kolam ikan menununjukkan hasil yang normal dimana  Oksigen terlarut berada dikisaran 1,28 ppm – hingga 4,48 ppm sedang amoniak berada antara 0,002 – 0,017. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perlakuan dua jenis tanaman dan kepadatan ikan memberi pengaruh  nyata terhadap tanaman sawi yang terintegrasi dengan ikan mas pada sistem akuaponik.

References

AAK. (2003). Petunjuk Praktis Bertanam Sayuran. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Anonim. (2014). http://www.Pemanfaatan Pekarangan Rumah Dengan Sistem Aquaponik./lahanterbatas [diakses 15 Januari 2022].
Diver, S. (2006). Aquaponics – Integration of Hydroponics with Aquaculture. National Sustainable Agriculture Information Service, Australia.
ECOLIFE Foudation. (2011). Introduction to Vilage Aquaponics. ECOLIFE, 324 State Place, Escondido, CA 92029. 25p.
Emilia, R. S. D., Eko E. dan Suparmon. (2014). Efektifitas Sistem Akuaponik Dalam Mereduksi Konsentrasi Amonia Pada Sistem Budidaya Ikan. e-Jurnal Rekayasa dan Teknologi Budidaya Perairan Vol. III No. 1. Hal. 297-302.
Fairuddin R. (2012). Pertumbuhan dan hasil Dua Kultivar Selada (Lactuca sativa L) dalam Akuaponika pada Kolam Gurami dan Kolam Nila. Fak. Pertanian. UGM. Yogyakarta.
Haryono, A., Tjakrawijadjaja, dan Awal R. (2002). Iktiofauna di Perairan Sekitar Gunung Kabela Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Sulawesi Utara. JurnalIktiologi Indonesia, 2(2): 31-40.
Megasari, R., dan Dody D. T. (2020). Teknologi Aquaponik Tanaman Tomat dan Ikan Nila pada Tiga Jenis Media Tanam dan Frekuensi Pemupukan. Perbal: Jurnal Pertanian Berkelanjutan. Volume 8 No.2 hal. 45-55.
Megasari, R., Erse D. P. dan Trisnawaty AR. (2021). Pemanfaatan Lahan Sempit Melalui Sistem Tanam Hidroponik Dalam Menunjang Kubutuhan Sayuran Di Era Covid-19. Plankopedia: Jurnal Sains dan Teknologi Pertanian. Volume 1 No. 2. Hal 20-27.
Mullen S. (2003). Classroom Aquaponics: Exploring Nitrogen Cycling in a Closed SystemTeachers’ Guide, 93. CornellUniversity, New York.
Putra I., Mulyadi, Niken A. P., Rusliadi. (2013). Peningkatan Kapasitas Produksi Akuakultur Pada Pemeliharaan Ikan Selais (Ompok sp) Sistem Akuaponik. Jurnal Perikanan Dan Kelautan Fak. Perikanan dan Kelautan Riau.18 (1) : 1 – 10.
Rubatzky, V. E dan M. Yamaguchi. 1998. Sayuran Dunia 2, Prinsip, Produksi dan Gizi, Edisi Kedua. ITB Ganesha. Bandung. 292 hal.
Sutanto R. (1998). Inventarisasi teknologi alternatif dalam mendukung pertanian berkelanjutan. Yogyakarta : Fakultas Pertanian UGM.
Sutarno, H. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Taufik. (2010). Laporan Hasil Penelitian Ketahanan Pangan-Uji Multi Lokasi pada Budidaya Ikan Nila dengan Sistem akuaponik.
Published
2022-03-25
Section
Articles