Pengelolaan Tuna Madidihang (Thunnus albacares) dengan Pendekatan Ecosystem Approach to Fisheries Management di Teluk Tomini, Provinsi Gorontalo
Abstract
Penelitian ini membahas pengelolaan sumber daya perikanan tuna madidihang (Thunnus albacares) di wilayah perairan Teluk Tomini, Provinsi Gorontalo, dengan pendekatan pengelolaan perikanan berbasis ekosistem (Ecosystem Approach to Fisheries Management/EAFM). Hasil penelitian ini, menemukan bahwa nilai status keberlanjutan pengelolaan perikanan tuna madidihang untuk masing-masing dimensi yaitu untuk dimensi biologi sebesar 58,1036% (status keberlanjutan baik), dimensi teknologi penangkapan sebesar 19,1936% (status keberlanjutan buruk), dan dimensi kelembagaan sebesar 54,9678% (status keberlanjutan baik). Nilai status keberlanjutan pengelolaan perikanan tuna madidihang secara keseluruhan (multidimensi) adalah sebesar 45,8134 atau secara umum status pengelolaan perikanan tuna madidihang di Teluk Tomini Provinsi Gorontalo masih tergolong kategori buruk. Upaya pengelolaan sumberdaya perikanan tuna madidihang dengan pendekatan EAFM ini merupakan langkah strategis untuk menjaga kelestarian spesies ikan ini dan ekosistemnya. Kerjasama antara pemerintah, masyarakat lokal, dan pemangku kepentingan lainnya serta penegakan regulasi yang ketat, sangat diperlukan untuk memastikan keberlangsungan sumberdaya perikanan di Kawasan Teluk Tomini
References
Adisanjaya, N.N., 2013. Ecosystem Approach to Fisherles Management (EAFM). Potensi Produksi Sumberdaya Ikan di Perairan Laut Indonesia dan Permasalahannya.
Ali, S.A. 2005. Kondisi Sediaan dan Keragaman Populasi Ikan terbang (Hirundichthys oxycephalus Bleeker, 1852) di Laut Flores dan Selat Makassar. Pascasarjana Universitas Hasanuddin. Makassar.
Allen, R. 2010. International Management of Tuna Fisheries: Arrangements, Challenges and a Way Forward. FAO Fisheries and Aquaculture Technical Paper. No. 536. Rome, FAO. 45p.
Arrizabalaga, H., Murua, H., & Santiago, J. (2015). Tuna and tuna-like species in The First Global Integrated Marine Assessment (First World Ocean Assessment). United Nations.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2024. Produksi dan Nilai Produksi Perikanan Tangkap di Laut Menurut Kabupaten Kota dan Komoditas Utama di Provinsi Gorontalo. Terakhir diperbaharui 27 Januari 2024. https://gorontalo.bps.go.id/id/statistics-table/1/Nzg2IzE=/produksi-dan-nilai-produksi-perikanan-tangkap-di-laut-menurut-kabupaten-kota-dan-komoditas-utama-di-provinsi-gorontalo-2020.html.
Davies, N., Basson, M., & Guillotreau, P. (2018). Global Tuna Demand and Fisheries Dynamics in Marine Resource Economics.
Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2024. Kajian Awal Keragaan Pendekatan Ekosistem Dalam Pengelolaan Perikanan. Terakhir diperbaharui 27 Maret 2024.
Fauzi, A., Anna, S. 2002. Evaluasi status keberlanjutan pembangunan perikanan: aplikasi pendekatan Rapfish (studi kasus perairan pesisir DKI Jakarta). Pesisir & Lautan 4(3):43- 55. Jakarta.
Fulton, E. A., et al. (2018): Highlights the role of ecosystem models in supporting EAFM and adaptive management.
Garcia, S. M., & Cochrane, K. L. (2005): Discusses the implementation guidelines of EAFM and its importance for sustainable fisheries.
Gilman, E., Passfield, K., & Nakamura, K. (2021). Performance of regional fisheries management organizations: ecosystem-based governance of bycatch and discards in Fish and Fisheries. Wiley Online Library.
Harley, S. J., Williams, P. G., & Hampton, J. (2017). Stock assessment of bigeye tuna in the western and central Pacific Ocean in Fisheries Research. Elsevier.
Hermawan, M. 2006. Keberlanjutan Perikanan Tangkap Skala Kecil (Kasus Perikanan Pantai Di Serang Dan Tegal). Sekolah Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Indonesian Fisheries Statistic Indext. 2009. Ministry of Marine Affairs Fisheries. Japan International Corporation Agency.
Indonesian Social Sustainability Forum. ISSF. 2012. Status of the World Fisheries for Tuna. ISSF Technical Report.
Juan-Jordá, M. J., Mosqueira, I., & Freire, J. (2021). Ecosystem approaches to fisheries management (EAFM) for tropical tuna fisheries in Fisheries Research. Elsevier.
Kantun, W. 2012. Kondisi Stok Hubungan Kekerabatan dan Keragaman Genetik Tuna Madidihang (Thunnus albacares) Pada Wilayah Pengelolaan Perikanan RI 713 (Selat Makassar, Laut Flores, dan Teluk Bone). Pascasarjana Universitas Hasanuddin Makassar.
Kartika, S. 2020. Strategi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berbasis Ekosistem di Pantura Barat Provinsi Jawa Tengah. Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang.
Kavanagh, P. & Pitcher, T.J. 2022. Implementing Microsoft Excel Software for RAPFISH A Technique for The Rapid Appraisal of Fisheries Status. University of British Columbia. Fisheries Centre Research Reports. 12(2): 56-57. Columbia.
Kosasih, 2007. Strategi Pengembangan Perikanan Tuna Longline Anggota Asosiasi Tuna Longline Indonesia (Studi Kasus di Benoa Bali). Program Pascasarjana. Institut Pertanian Bogor.
La Sara, 2021. Pendekatan Berbasis Ekosistem, Cara Baru Kelola Kelautan dan Perikanan.
Long, R. D., Charles, A., & Stephenson, R. L. (2015): Provides insights from fishermen on the key principles and benefits of EAFM. Social Science, 10(14), 1–7. Berlin.
Link, J. S. (2020): Explores the complexities and benefits of EAFM, including the balance of ecological and socio-economic objectives.
MedCrave Online. (2019). Indian Deep Sea Fisheries - Its Prospects, Issues and Challenges.
Murua, H., et al. (2020). Managing bycatch in tuna RFMOs: A review of effectiveness and best practices in Marine Policy. Elsevier.
Nababan, B.O., Yesi, D.S,. dan Maman, H. 2007. Analisis Keberlanjutan Perikanan Tangkap Skala Kecil Di Kabupaten Tegal Jawa Tengah (Teknik Pendekatan Rapfish). Jurnal Kebijakan dan Riset sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan. Badan Riset Kelautan dan Perikanan. 2(2): 137-158.
Nomura, I. .2009. Fishery and Aquaculture Statistics. Food And Agriculture Organization of The United Nations Rome. Italy.
Nur, A, 2011. Keberlanjutan Sumberdaya Perikanan Cakalang (Katsuwonus pelamis) Di Perairan Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia (ZEEI) Samudera Hindia Selatan, Jawa Timur. Institut Pertanian Bogor.
OceanCanada Partnership. (2019). Politics, science, and species protection law: a comparative consideration of southern and Atlantic bluefin tuna.
Pikitch, E. K., et al. (2019): Emphasizes the need for EAFM to achieve sustainable and resilient fisheries.
Pons, M., & Watson, J. T. (2018). The use of harvest control rules in the management of tuna fisheries in Fisheries Research. Elsevier.
Puspasari, R., dkk. 2014. Penerapan EAFM dalam Pengelolaan Perikanan Malalugis. Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia.
Saaty, T.L. 1993. Proses Hirarki Analitik Pengambilan Keputusan dalam Situasi yang Kompleks. Diterbitkan dalam Bahasa Indonesia atas Kerjasama Lembaga Pendidikan dan Pembinaan Manajemen (LPPM) dengan PT Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta.
Skern-Mauritzen, M., et al. (2016). Ecosystem processes are rarely included in tactical fisheries management. Fish and Fisheries, 17(1), 165-175. doi:10.1111/faf.12111.
Syamsuddin, A., dkk., 2020. Strategi Perikanan Tangkap Ikan Cakalang di Teluk Tomini. Universitas Negeri Gorontalo.
Thamrin., Sutjahjo S., Herison C. & Sabiham S. 2007. Analisis Keberlanjutan Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat – Malaysia Untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan. Jurnal Agro Ekonomi. Institut Pertanian Bogor. 25(2): 103-124.
Tseng, W. N., et al. (2022). Spatial and temporal patterns of tuna catches in the Indian Ocean: An ecosystem approach in Fisheries Oceanography. Wiley Online Library.