ANALISIS PERTUMBUHAN MISELIUM BIBIT F1 JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BIJI JAGUNG DAN BIJI PADI
Main Article Content
Abstract
Bibit F1 merupakan turunan dari biakan murni (F0) yang ditanam pada media yang mengandung karbohidrat dan protein yang tinggi. Media bibit F1 yang sering digunakan dalam pembibitan biasanya menggunakan media biji-bijian dan serbuk gergaji. Penggunaan biji-bijian sebagai media bibit jamur karena mengandung zat yang dibutuhkan miselium untuk tumbuh. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan miselium bibit F1 jamur tiram putih dengan menggunakan media biji jagung dan biji padi serta kombinasi keduanya. Kajian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2022 di Desa Lassang Barat, Kecamatan Polongbangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Kajian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial yang terdiri dari 3 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang menggunakan media biji jagung memberikan hasil terbaik di antara semua perlakuan.
Article Details
References
Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. CV.ARMICO. Bandung.
Riyanto, F. 2010. Pembibitan Jamur Tiram (Pleurotus ostreotus) Di Balai Pengembangan Dan Promosi Tanaman Pangan Dan Holtikultura (BPPTPH) Ngipiksari, Sleman Yogyakarta. Skripsi. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Sagala, Lusia Anita. 2015. “Penumbuhan Miselium Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus) pada Media Sorgum dan Analisis Fourier
Sinaga, M.S. 2009. Jamur Merang dan Budidayanya. Jakarta: Penebar Swadaya.
USDA. 2009. Coriander seed nutrition fancts (USDA) national nutrient data) www. Nutrition- and-you.com.
Utama, P dan Suhendra, D. 2013. Penggunaan Berbagai Macam Media Tumbuh Dalam Pembuatan Bibit InduknJamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Jurnal Agrotehnologi 5 (1): 45-53.
Warisno. 1998. Budidaya Jagung Hibrida. Penerbit Kanisus, Yokyakarta
Zayusna. Mariani, Nasution dan Dewi, Fitriani. 2011. “ Pertumbuhan dan Hasil Jamur Merang Akibat Perbedaan Media Tanam dan Konsentrasi Pupuk Super A-1. J.Forensik 6: 92-103