Pengaruh Suhu dan Lama Pendinginan terhadap Karakteristik Mutu Beras Hasil Giling dengan Teknik Pendingin Pragilling

Main Article Content

Isnawaty Isnawaty

Abstract

Penanganan pascapanen adalah tindakan yang dilakukan atau disiapkan agar hasil pertanian siap dan aman digunakan karena secara signifikan metode pendinginan ini juga dapat meningkatkan total hasil beras dan total beras kepala, dengan meningkatnya hasil padi dan beras kepala bisa karena kelembaban yang dapat meningkatnya kerusakan yang terkait dengan suhu beras giling yang lebih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suhu, lama pendinginan, dan kualitas fisik beras yang dipengaruhi oleh teknik pendinginan pragiling. Hasil penelitian memperlihatkan penurunan kadar air pada proses pengeringan varietas impari (22,4% - 13,4%) dan varietas cisadane (25% - 14,3%) . Terjadi susut pengeringan karena jumlah air yang menguap selama proses pengeringan pada varietas impari 16 kg dan varietas cisadane 21 kg. Selain dipengaruhi varietas nilai rendemen beras giling juga dipengaruhi oleh karakteristik kualitas gabah, pada varietas impari diperoleh rata-rata (52.40 ± 3.23 %) sedangkan pada varietas cisadane diperoleh rata-rata (54.54 ± 1.2 %). Penampakan visual, pengukuran derajat warna warna (Lab*) beras hasil giling dengan teknik pendingin pragiling dan non pendingin tidak berpengaruh signifikan terhadap perlakuan yang diberikan. Pada analisis karakteristik mutu beras dengan teknik pendinginan pragiling, mutu beras yang dihasilkan lebih baik dari perlakuan non pendingin hal ini terlihat dari jumlah persentase butir kepala, butir patah dan menir yang dihasilkan mencapai 87,68%. Hal ini sesuai dengan data analisis sidik ragam dimana suhu berpengaruh signifikan (0.00<0.05) pada keempat suhu yang digunakan. Waktu pendinginan berpengaruh signifikan terhadap mutu fisik beras yang dihasilkan dengan nilai signifikansi (0.00<0.05) pada tiga level waktu yang digunakan.

Article Details

Section
Articles

References

Allidawati. & Kustianto B. (1989). Metode uji mutu beras dalam program pemuliaan padi. Dalam: Ismunadji M., M. Syam dan Yuswadi. Padi Buku 2. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan. Bogor. Hal: 363-375.
Andrews S. B. (1992) . Evaluation of the Mc Gill No. 2 miller. Cereal Chem. 69(1): 35-43.
Badan Litbang Pertanian. (2012) . Varietas Padi Unggulan Badan Litbang Pertanian. Agroinovasi Edisi 25-31 Januari (2012) No. 3441 Tahun XLII
Badan Standarnisasi Nasional. (2008). Standar Nasional Indonesia Beras Giling. SNI 6128:2008. Badan Standardisasi Nasional, Jakarta. 9 hlm.
Nugraha US., Munarso S.J., Suismono & Setyono A. (1998). Tinjauan tentang rendemen beras giling dan susut pascapanen: 1. Masalah sekitar rendemen beras giling, susut dan pemecahannya. Makalah. Balai Penelitian Tanaman Padi. Sukamandi. Hal 15.
Ogunjimi L.A.O., Aviara N.A., & Aregbesola O.A., (2002). Some engineering properties of
locust bean seed. J. FoodEng., 55, 95 99.
Prasetyo T. & Kamaruddin I.M.K.D. (2008) . Pengaruh Waktu Pengeringan dan Tempering Terhadap Mutu Beras Pada Pengeringan Gabah Lapisan Tipis. Jurnal Ilmiah Semesta Teknika 11(1); 29-37.
Pan Z., & Thompson J. F. (2002). Improvement of accuracy and consistency of rice sample milling. Research Progress Report of California Rice Research Board.
Prabowo S. (2006). Pengolahan dan Pengaruhnya Terhadap Sifat Fisik dan Kimia Serta Kualitas Beras. Universitas Mulawarman.
Refili. & Safrizal. (2010). Kadar Air Bahan. Teknik Pasca Panen. Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala.